Transformasi Influencer Marketing dari Selebritis hingga Mikro influencer
Sobat IAM pasti udah tau dong kalau influencer marketing itu sebenernya udah ada sejak jaman dulu, tapi mungkin influencer marketing di masa lalu punya istilah yang berbeda. Sebelum media sosial merajalela, banyak brand yang cuma mau menggandeng selebriti papan atas buat mempromosikan produk lewat iklan tradisional di TV atau radio misalnya atau billboard maupun media massa. Nah lalu, di jamannya media sosial, influencer marketing mulai mengalami transformasi dari yang dulunya hanya selebriti terkenal, kini mulai banyak brand yang melirik mikro influencer. Lha kok bisa? Yuk langsung aja Sobat IAM, kita bahas satu- satu ya gimana transformasi ini bisa terjadi?
Baca juga: 5 Poin dalam Memahami Peran Mikro Influencer Untuk Strategi Pemasaran
1. Jaman Selebriti Papan Atas
Influencer marketing di jaman dulu pasti identik dengan selebriti. Cuma mereka yang terkenal lewat layar kaca atau media massa aja yang bisa mempengaruhi gaya hidup dan konsumsi masyarakat. Dulu pun brand besar rela mengeluarkan anggaran fantastis demi menggandeng nama- nama besar buat memperkenalkan produk mereka. Strategi ini masuk akal pada masanya. Lagipula, siapa yang bisa menolak daya tarik selebriti terkenal yang dikenal luas oleh masyarakat?
Namun, ada tantangan dalam menjalankan strategi marketing dengan selebriti selain anggaran yang cukup besar, keterlibatan dengan audiens juga sangat minim. Walaupun selebriti punya banyak pengikut yang mengidolakannya, interaksi mereka dengan pengikut biasanya sangat terbatas karena kebanyakan orang lebih melihat mereka sebagai idola bukan sebagai teman yang memberi rekomendasi produk.
Transformasi Influencer Marketing dari Selebritis hingga Mikro-influencer. (Sumber: Freepik)
Baca juga: Memahami Perbedaan antara Mikro, Makro, Mega, Nano Influencer, dan Buzzer dalam Influencer Marketing
2. Jaman Munculnya Influencer Sosial Media
Teknologi yang makin maju turut serta dalam membentuk kebiasaan manusia yang makin keranjiangan sosial media hingga akhirnya melahirkan influencer- influencer baru. Influencer sosial media mungkin banyak yang bukan berasal dari golongan selebriti, tapi mereka punya basis pengikut yang loyal di platform sosial media yang banyak digandrungi seperti Instagram, YouTube, dan Twitter (sekarang X). Gaya yang lebih dekat dan relatable juga jadi ciri khas influencer ini membuat konten mereka terlihat lebih otentik dibanding iklan mewah yang ditampilkan para selebriti.
Kedekatan dan originalitas inilah yang kemudian bikin banyak brand mulai melirik influencer di platform media sosial karena mereka bisa menawarkan engagement yang lebih baik. Alhasil, influencer marketing mulai menggeser fokusnya dari selebriti ke para kreator konten yang punya pengaruh lebih besar di dalam komunitas- komunitas tertentu sesuai niche yang mereka geluti.
Baca juga: Pahami Alasan Penting Strategi Influencer Marketing dalam Membangun Kredibilitas Brand
3. Jamannya Mikro-Influencer
Yang awalnya banyak brand merasa harus menggandeng mega-influencer buat promosi produk, lambat laun banyak brand mulai sadar bahwa ukuran pengikut bukan segalanya, karena mikro-influencer yang memiliki antara 10.000 hingga 100.000 pengikut mulai menunjukkan potensi besar di jaman ini. Influencer mikro biasanya punya koneksi yang lebih erat dengan followers, jadi audiens mereka lebih terlibat dan rekomendasi dari mereka cenderung lebih bisa dipercaya.
Yang bikin campaign influencer marketing mikro influencer terasa lebih tulus dan relevan adalah karena mereka lebih sering berinteraksi dengan follower, entah itu menjawab pertanyaan di kolom komentar maupun tanya jawab seperti di story Instagram, sehingga brand pun bisa menjangkau target pasar yang lebih spesifik dengan biaya yang lebih rendah bila dibandingkan jika harus membayar selebriti besar.
Baca juga: Maksimalkan Kekuatan Influencer Marketing Melalui 6 Cara Brand Management yang Efektif
Selanjutnya Apa?
Teknologi yang makin berkembang dan media sosial yang selalu update tentu akan selalu membawa transformasi dalam strategi influencer marketing. AI dan data analitik juga makin berperan dalam menemukan influencer yang paling pas buat semua campaign brand. Bahkan, tren nano-influencer dengan pengikut 1.000 dan malah ada juga yang di bawah 1.000 sekarang mulai dilirik brand lho karena engagement mereka yang ga kalah tinggi.
Baca juga: Mengupas Demografi Influencer di IAM.id, Siapakah Mereka?
Jadi, kalau Sobat adalah brand yang ingin menjangkau pasar lebih efektif, jangan cuma terpaku pada jumlah pengikut. Mikro-influencer bisa jadi kunci juga lho buat bikin campaign yang lebih otentik dan efektif!