Simak 4 Cara Ini Untuk Menggabungkan Influencer dan Employee Advocacy untuk Campaign Marketing
Setelah puas membahas tentang perbedaan influencer dan employee advocacy, sekarang pasti brand jadi bertanya bagaimana kalau kekuatan influencer dan employee advocacy digabungkan secara bersamaan? Kenapa tidak? Integrasi influencer dan employee advocacy bisa banget jadi strategi jitu untuk membangun brand yang kuat. Brand bisa memanfaatkan keunikan yang dimiliki influencer dan employee advocacy untuk diintegrasikan. Yuk bahas lebih lanjut cara menggabungkan keduanya!
Baca juga: 6 Strategi Efektif Memanfaatkan Data dan Analisis untuk Mengoptimalkan Employee Advocacy
Mengapa Integrasi Ini Penting?
Karena influencer punya kekuatan super buat jangkau audiens yang luas dan beragam, mereka jadi bisa bikin sebuah brand makin dikenal banyak orang dengan cara yang kreatif. Beda halnya dengan employee advocacy yang merupakan suara internal. Mereka akan bicara dari pengalaman pribadi jadi bisa menambah kepercayaan publik terhadap brand. Nah, kalau brand mau menggabungkan keduanya, maka boom! Pemasaran brand bakal lebih efektif dan dipercaya deh!
Baca juga: Apa yang Membedakan Influencer dan Employee Advocacy dalam Strategi Digital Marketing?
Cara Mengintegrasikan Influencer dan Employee advocacy
1. Pilih Influencer yang Sesuai dengan Nilai Brand
Brand wajib banget juga punya kekuatan super buat menentukan influencer yang betul- betul terhubung dengan nilai- nilai dan visi brand untuk menjaga konsistensi pesan yang disampaikan dan tidak terlihat maksa. Contohnya saja, kalau brand punya nilai gaya hidup sehat, pilih juga influencer yang memang dikenal karena gaya hidup tersebut dan nichenya pun relevan.
Simak 4 Cara Ini Untuk Menggabungkan Influencer dan Employee Advocacy untuk Campaign Marketing. (Sumber: Freepik)
Baca juga: Peran dan Tanggung Jawab Influencer vs. Employee advocacy dalam Membangun Citra Brand
2. Libatkan Employee Advocacy dalam Campaign Influencer
Setelah menentukan influencer yang pas, brand bisa ikut libatkan employee advocacy juga dalam campaign. Brand juga bisa coba bikin konten bersama antara influencer dan employee advocacy yang isinya bisa seperti podcast atau wawancara, kolaborasi media sosial, atau live bersama. Tunjukkan bahwa nilai- nilai yang dipromosikan oleh influencer memang benar diterapkan di dalam perusahaan.
Baca juga: Yuk UMKM, Atasi Tantangan Influencer Marketing dengan IAM.id!
3. Buat Konten yang Autentik dan Relevan
Pemasaran harus mengedepankan autentisitas, maka brand harus pastikan konten yang dibuat oleh influencer dan employee advocacy terasa asli dan relevan dengan audiens. Sekarang ini, konten yang berlebihan dan terlalu "jualan" bisa bikin audiens kabur menjauh lho! Jadi biarkan mereka kreatif dengan gaya mereka sendiri tapi harus tetap dalam kerangka yang sudah ditentukan ya!
Baca juga: 7 Langkah ORM untuk Mengelola Citra Pribadi dan Profesional Influencer
4. Monitor dan Evaluasi Hasilnya
Monitor hasil campaign setelah campaign berjalan tentu amat sangat penting. Dengan mengevaluasi sejauh mana integrasi influencer dan employee advocacy ini berkontribusi pada brand awareness, engagement, dan tentunya penjualan, maka brand bisa terus meningkatkan strategi ini secara berkesinambungan di masa depan.
Baca juga: 4 Langkah IAM.id untuk Membantu UMKM dalam Mengoptimalkan Campaign Influencer Marketing
Salah satu langkah cerdas membangun brand yang kuat dan dipercaya adalah dengan cara mengintegrasikan influencer dan employee advocacy ke dalam campaign marketing. Dengan 4 cara di atas, brand bisa mendapatkan kepercayaan publik, memperluas jangkauan audiens, dan menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan mereka. Jadi, tunggu apa lagi? Join IAM.id dan rencanakan campaign sukses brand sekarang juga!