Kenapa Reels Nostalgia Bisa Mendorong Emotional Branding?
Pernah gak, lagi scroll Instagram atau TikTok, terus nemu video pakai lagu tahun 2000-an, eh langsung senyum sendiri? Kira kira begitulah yang namanya kekuatan nostalgia. Kalau Sobat ngeh, di media sosial tuh sekarang banyak konten nostalgia dan ternyata bisa juga jadi senjata ampuh buat emotional branding, apalagi kalau dibungkus dalam format konten pendek seperti Reels.
Tapi kenapa sih konten nostalgia ini begitu ngefek ke audiens? Nah yuk, kita kupas bareng- bareng!
Baca juga: 5 Langkah Mudah untuk Brand Mengatur Strategi Marketing yang Efisien dan Menguntungkan
Emosi = Koneksi
Konten nostalgia memicu memori dan perasaan yang udah tertanam lama di otak audiens. Jadi, saat mereka merasa relate atau terbawa suasana, secara gak langsung brand yang menghadirkan konten itu jadi terasa lebih “dekat” dan “mengerti”. Inilah dasar dari emotional branding yakni bikin audiens punya hubungan emosional dengan brand.
Di ranah influencer marketing, banyak kreator yang pakai lagu lawas, filter jadul, atau nuansa era 90-an buat bangun engagement. Hasilnya bisa dilihat kan? Komentar penuh dengan “Wah ini banget masa kecil gue!”, atau “Auto follow karena vibes-nya asik!”.
Baca juga: Mau Membangun Hubungan Jangka Panjang dengan Influencer? Simak 8 Tips ini!
Kenapa Reels Nostalgia Bisa Mendorong Emotional Branding? (Sumber: Unsplash)
Reels: Format Cepat, Dampak Cepat
Kecepatan adalah segalanya di media sosial. Makanya Reels, Shorts, dan TikTok sekarang jadi primadona. Format ini cocok banget buat menyisipkan elemen nostalgia yang ringan tapi nempel dan relate banget pokoknya.
Misalnya ada brand fashion lokal yang bikin Reels dengan style 2000-an + lagu Sheila On 7. Kontennya gampang banget buat langsung viral karena membangkitkan memori dan juga relevan dengan tren tahun 2000an yang lagi naik daun lagi belakangan.
Baca juga: Apa Itu Multisensory Branding? Saat Jingle, Getaran dan Gerakan Bikin Brand Lebih ‘Hidup’
Cocok Buat Generasi Z & Milenial
Generasi yang besar bareng kaset, ringtone Nokia, dan acara TV lawas, sekarang udah jadi target utama dalam strategi digital dan endorse. Mereka aktif di media sosial, konsumtif, dan punya kedekatan kuat dengan hal- hal yang mengingatkan pada masa lalu.
Makanya banyak brand dan agency yang makin sadar pentingnya ngasih sentuhan nostalgia di dalam strategi konten mereka. Bukan cuma maksud lucu-lucuan aja, tapi buat ngena secara emosional.
Baca juga: Cara Memenangkan Strategi Marketing dengan Taktik ala Player 456 di Squid Game
Boost Engagement, Build Branding
Konten nostalgia punya potensi besar buat bisa viral. Tapi bukan itu doang goal-nya kan? Soalnya yang paling penting, konten ini memperkuat brand positioning. Saat audiens merasa “ini gue banget”, mereka cenderung bakal lebih loyal, percaya, dan jadinya engage ke brand kamu.
Di sinilah kolaborasi dengan influencer marketing makin terasa penting. Influencer yang tahu cara memainkan emosi audiens lewat narasi nostalgia akan jauh lebih efektif dibanding sekadar endorse produk dengan gaya hard-selling.
Baca juga: Brief Banyak, Bayaran Tipis? Yuk Bahas Etika Endorse yang Sehat Buat Semua!
Bukan Cuma Tren, Ini Strategi
Reels nostalgia bukan cuma tren sesaat doang, tapi ini adalah cara cerdas membangun koneksi emosional lewat konten digital yang relevan, cepat, dan relate.
Buat kamu yang pegang brand atau agency, sekarang saatnya mikir:
📌 Apa memori kolektif yang bisa kamu angkat?
📌 Gimana konten kamu bisa bikin audiens bilang, “Jadi inget jaman gue sekolah…”
Tertarik explore strategi konten nostalgia bareng influencer yang tepat?
Tentunya IAM.id siap bantu rancang campaign yang emosional, otentik, dan impactful. Hubungi IAM sekarang!