IAM.ID Menjadi Pembicara dalam Talkshow yang Diselenggarakan LPIK ITB
Pemberian Cinderamata kepada Icha Isana Febriana (kiri) selaku narasumber pada talkshow 15F Talks - Retouch (Dok. Pribadi)
Perjalanan sebuah startup, atau bisnis rintisan tentu tidak selalu mulus. Demi tercapainya tujuan dan mengembangkan serangkaian inovasi, pada startup ini bisa dibantu oleh lembaga kewirausahaan, dan salah satunya yakni Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB.
IAM.ID sendiri, yang termasuk bisnis rintisan diberikan kesempatan untuk berbagai mengenai tantangan membangun startup yang ada, peran serta fungsi dari inkubator bisnis, hingga cara tetap survive di era menjamurnya startup saat ini.
Sedikit Mengenal LPIK ITB
Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB merupakan inkubator bisnis di bawah universitas yang bertujuan untuk melakukan komersialisasi sains, teknologi dan HKI dari hasil penelitian di lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Divisi Inkubator Industri dan Bisnis telah berhasil mengembangkan startup teknologi dari berbagai bidang. Peran utama pembentukan inkubator bisnis di perguruan tinggi adalah untuk mendukung proses hilirisasi hasil-hasil penelitian, dengan tujuan untuk mendorong percepatan perkembangan inovasi yang berdampak pada kemajuan ekonomi bangsa.
Sebagai rangkaian dalam kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Divisi Inkubator Industri dan Bisnis untuk meningkatkan wawasan para startup binaan dalam mengembangkan bisnis dan produk, maka dihadirikan 15F talkshow dan workshop, yang sasarannya pada startup binaan LPIK ITB dan civitas akademika ITB.
Sekilas Terkait 15F Talks
15F Talks merupakan rangkaian kegiatan talkshow, workshop atau fireside chats yang diselenggarakan oleh Divisi Inkubator Industri dan Bisnis LPIK ITB selama 1 (satu) tahun sebagai rangkaian program inkubasi untuk para startup binaan LPIK ITB. Tema yang diangkat merupakan tema atau isu yang relevan dengan ekosistem startup.
Baca juga: Berpartner dengan Kazee, IAM.ID Mengisi Seminar Terkait Data Analitycs
15F Talks - ReTouch merupakan sharing session diiringi dengan talkshow dari Alumni Startup LPIK ITB dengan tema ReTouch, baik dari sisi ekosistem kewirausahaan dan startup, terutama di era setelah pandemi.
Tujuan dari 15F Talks ini adalah untuk memperbaharui mindset dari pelaksana dan peserta ekosistem kewirausahaan dalam mengembangkan bisnis dan produk.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membuka kembali Co-Working Space LPIK ITB yang sudah ditutup selama hampir 3 (tiga) tahun dan menghidupkan kembali suasananya seperti sebelum pandemi.
Peran Inkubator LPIK ITB dari Kaca Mata Icha Isana Febriana
Icha yang selaku alumni LPIK ITB sekaligus pembicara pada agenda F15 talkshow memberikan tanggapannya terkait mengembangkan bisnis startup.
Menurutnya, dengan perbanyak relasi atau networking kepada sesama pebisnis itu sangat baik, karena kita bisa berdiskusi terkait kendala dan masalah yang dihadapi, sehingga bisa menjadi lesson learn.
Selain itu, ada juga cara lain, dengan mengikuti inkubator bisnis. Mengikuti inkubator bisnis ini memang ada potensi pendanaan, tapi yang utama diberikan mentorship yang sudah berpengalaman sehingga bisa diskusi terkait bisnis dan memberikan saran.
“Apalagi mentor juga sering sharing kesalahan yang mereka lakukan saat merintis bisnis, sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ucapnya saat talkshow.
Terkait pengaruh inkubator bisnis dalam pengembangan startup, di awal memulai bisnis pasti memperhatikan apakah produknya dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak.
Biasanya di inkubator bisnis diberi tahu apakah produk kita product market fit, selain itu kita bisa masuk komunitas untuk berbagi tips seperti webinar dan seminar.
“Hal utama yang bisa didapat dari inkubator bisnis biasanya para pemilik startup itu modalnya masih minim, di sini bisa dibantu dan ada jenjang tertentu yang diambil. Potensi ini bisa didapatkan bila teman-teman tergabung di inkubator bisnis tertentu,” ujarnya.
Baca juga: IAM.ID Menjadi Pembicara dalam Talkshow Program Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2023
Tidak dapat dipungkiri bahwa LPIK ITB juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan IAM.ID, pada saat itu, IAM dikerjakan oleh Icha pada saat kuliah di MBA ITB. Tahun 2019 IAM melakukan soft launching, kemudian bergabung dengan LPIK ITB.
Icha pun tentunya mengikuti mentoring, sharing session, ikut webinar dan mulai ikut kompetisi mulai skala basic untuk business ideas atau scale up.
Informasi terkait kompetisi yang Icha ikuti tersebut tentu didapat dari LPIK ITB. “Makannya dari IAM.ID mulai tumbuh berkembang dua tahun selama pandemi banyak keterlibatan dengan LPIK ITB,” tutur Icha.
Bagi para pemilik bisnis baru untuk terus berkembang, Icha juga memberikan saran, pertama, harus tahu terlebih dahulu permasalahan di masyarakat seperti apa, dan itu yang bisa diselesaikan produk kita.
“Istilahnya product market fit, yaitu orang yang belinya ada, orang yang pake service nya ada, dan orang punya uang untuk itu,” kata Icha.
Kedua, never stop learning, dan belajar bisa dari mana saja, bukan hanya seminar atau buku, kita juga harus stay relate dengan zaman, apa yang lagi happening di lingkup bisnis, karena bisa menjadi insight baru para CEO sehingga bisa diaplikasikan di usaha mereka.
Ketiga, mengikuti kompetisi sehingga bisa mengukur stage kita ada di mana, apakah bisnis kita bisa dibuat scale up untuk dikembangkan, atau bisa pivoting, dan banyak hal yang bisa kita lakukan.
“IAM juga dulu soal service A-Z pernah dicoba, sehingga saat kita sudah coba-coba, akan ketahuan sendiri mana yang pas untuk dijalankan, ternyata yang cocok dengan IAM sebagai influencer marketplace, kita fokusin di data base atau big data analytics, dan juga campaign management platform nya, di mana itu belum banyak kompetitor yang main kecuali di luar negeri.” Tutup Icha.
Comments
No Comment yet