Mengenal Apa itu Deinfluencer dan Bagaimana Brand Menyikapinya?
(Freepik/mamewmy)
Jika istilah influencer SobatIAM sudah tahu, yakni orang yang memiliki pengaruh di berbagai platform, baik itu di Instagram maupun TikTok dan YouTube, sekarang muncul istilah deinfluencer.
Mungkin kamu bertanya-tanya, apakah deinfluencer ini sama dengan influencer atau ada perbedaan yang mencolok ya? Lalu, apakah deinfluencer akan merugikan brand?
Nah, dari pada bingung, mari sama-sama mengenal apa itu deinfluencer, berikut IAM.ID akan merangkumnya di bawah.
Apa itu Deinfluencer
Deinfluencer adalah kebalikan dari influencer. Jika seorang influencer membuat konten yang merekomendasikan suatu produk dari brand, maka deinfluencer kebalikannya.
Mereka akan membicarakan sebuah brand secara negatif dan mendorong audiensnya untuk tidak membeli produk dari brand tersebut lho.
Baca juga: Bikin Konten Ngasal Tapi FYP? Kenali Apa itu Scrappy Content!
Saat ini, baik di TikTok, Instagram maupun Twitter banyak konten dari deinfluencer, kontennya bisa berupa menjauhi brand karena overprice dan cari alternatif lain bahkan memberi daftar produk yang disarankan untuk tidak dibeli.
Deinfluencer ini tidak selalu fokus menjelekkan brand lho, tapi ada juga yang fokus pada edukasi yang bermanfaat bagi audiensnya, untuk membangun rasa percaya dari audiens mereka.
Apa yang Mesti Rekan Brand Lakukan dalam Menyikapi Hal Tersebut?
Setiap brand pastinya pernah mendapatkan review negatif dari pengguna atau influencer, memang sih kita tidak bisa mengendalikan konten yang ada.
Maka dari itu, hal yang perlu rekan brand lakukan adalah dengan tidak berkolaborasi dengan influencer untuk tujuan deinfluencing kompetitor kamu nih.
Dari adanya tren deinfluencer ini pihak brand bisa mulai fokus mencari influencer yang sesuai dengan target audiens dan memiliki pengaruh besar.
Jangan ragu juga untuk menjalin kerja sama jangka panjang jika menemukan influencer yang tepat, karena akan berdampak besar pada brand dan produk kamu!
Nah, itu tadi beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menyikapi trend deinfluencer ini, cobalah fokus pada kualitas produk dan branding ya, sehingga menciptakan konten yang menarik dan disukai banyak orang!
Comments
No Comment yet