Ketahui 7 Elemen Penting Neuromarketing dalam Media Sosial
Neuromarketing merupakan sebuah strategi pemasaran yang melibatkan neurosains untuk mempelajari bagaimana cara kerja otak manusia dalam merespons stimulus marketing yang diberikan. Karena melibatkan sains, maka ilmu ini sangat penting untuk diketahui para pemasar baik offline maupun online. Pemasaran neuro memberikan gambaran mengenai pertanyaan- pertanyaan, bagaimana otak konsumen bekerja ketika melihat suatu produk yang dipasarkan dan mengapa akhirnya konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian.
(sumber: pexels)
Nah di era perkembangan pemasaran digital sekarang ini, ilmu pemasaran neuro di media sosial memiliki peran yang sangat penting untuk dipahami, apalagi media sosial merupakan waah dimana interaksi dan pengaruh terjadi secara intens. Jadi, apa aja yang harus diketahui?
Baca juga: Penting Bagi Bisnis! Ini 3 Cara Mudah Mengukur Brand Awareness
Berikut IAM.id rangkum 7 elemen penting neuromarketing dalam media sosial:
1. Warna dan Desain Grafis
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk visual, maka pemilihan warna dan desain grafis pada media sosial dapat sangat mempengaruhi perasaan dan emosional konsumen. Hal ini juga termasuk dalam studi neuromarketing yang menunjukkan bahwa warna tertentu dapat memicu respon emosional konsumen hingga akhirnya bisa memutuskan untuk membeli.
2. Bahasa dan Kata Kunci
Bukan hanya dalam pemasaran tradisional, pada pemasaran di media sosial, bahasa dan kata- kata yang dipilih juga sama pentingnya dengan gambar yang disajikan. Misal, dalam media sosial ada kata- kata yang memancing rasa penasaran audiens yang biasa disebut hook, ada juga kata- kata yang membangkitkan emosi audiens untuk terlibat lebih dalam. Namun neuromarketing biasanya fokus pada kata- kata positif, jokes cerdas, dan kisah menarik yang menyentuh perasaan.
3. Personalisasi Konten
Media social menggunakan algoritma yang memungkinkan personalisasi konten berdasarkan perilaku audiens. Hal ini seiring dengan tujuan dari neuromarketing yang mendukung gagasan bahwa pesan yang dipersonalisasi lebih efektif dalam meningkatkan keterlibatan konsumen yang tepat.
Baca juga: Kamu Pemilik Brand? Kenali Jenis- jenis Media Sosial dan Manfaatnya Bagi Bisnismu
4. Urgensi dan Kelangkaan
Hal ini berkaitan dengan respon implusif konsumen terhadap strategi pemasaran yang menekankan kelangkaan produk hingga menciptakan perasaan panik konsumen untuk banyak melakukan pembelian, atau biasa disebut dengan panic buying.
5. Video Content dan Storytelling
Tidak hanya konten berupa gambar dan foto, video kini lebih banyak disukai karena memiliki daya Tarik yang lebih kuat serta lebih dapat memicu perasaan dan emosional audiens. Selain itu, dengan menggabungkan storytelling berupa narasi yang menarik dapat melengkapi video yang mampu meningkatkan pemahaman konsumen terhadap sebuah produk atau merek.
6. Social Proof dan Pengaruh Teman
Perlu diingat bahwa audiens tidak hanya melihat dari konten yang menarik karena kata- kata maupun visualisasinya, biasanya audiens perlu pembuktian dengan membaca testimoni konsumen yang sudah pernah menggunakan suatu produk serta melihat berapa banyak pengikutnya.
Baca juga: Mau Berkarir Jadi Social Media Manager? Kuasai 5 Skill Ini
7. Kampanye Media Sosial
Menggunakan strategi kampanye yang mampu memicu emosi tertentu dapat meningkatkan daya ingat audiens atas sebuah produk/ brand bahkan menciptakan minat. Misal, pasti ada beberapa iklan menarik yang membuat audiens terngiang- ngiang sehingga ketika melihat produk tersebut ada rasa ingin mencoba membeli atau membahasnya dengan orang lain sehingga produk tersebut semakin dikenal luas.
Nah itu dia sekilas tentang neuromarketing dalam media sosial. Neuromarketing memberikan wawasan yang mendalam mengenai perilaku konsumen terhadap strategi pemasaran sehingga pelaku bisnis dapat mengoptimalkan pemasaran dan meningkatkan penjualan khususnya di era digital kekinian yang terus berkembang.
Jangan lupa terus update informasi terbaru dengan membaca kumpulan artikel seputar Media Social Management di sini ya!
Sumber: